Sorong ke Kiri Sorong ke Kanan tralalalala

Pecinta alam

Peringatan Hari Bumi di Sorong
Sebagai bentuk dukungan penuh dan pelaksanaan aksi serentak seluruh warga di belahan dunia maka Himpunan Pelajar Pecinta Alam Kota Sorong (HPKS) yang difasilitasi oleh Balai Besar KSDA Papua Barat tidak mau ketinggalan dalam melaksanakan Peringatan Hari Bumi Sedunia pada tanggal 22 April 2010. Peringatan Hari Bumi Sedunia kali ini yang bertema kan “Bersih Bumiku Sejuk Jiwaku” dipusatkan di kawasan wisata pantai “Tembok Berlin Sorong”. Kegiatan yang diikuti oleh peserta yang berjumlah kan ± 200 orang yang berasal dari kalangan pelajar dan guru baik SMP maupun SMA sekota Sorong ini (SMA N 1, SMA N 3, SMK N 1, SMK N 2, SMP N 1, SMP N 9) dan turut disponsori oleh Pemerintah Kota Sorong, Conservation International Indonesia (CII) Sorong, dan Indosat melaksanakan kegiatan pembersihan sampah-sampah yang merupakan sisa pembuangan dari para pengunjung yang datang di kawasan wisata tersebut juga merupakan sampah yang berasal dari para pedagang cafe-cafe tenda yang berada di sepanjang kawasan pantai Tembok Berlin Sorong.
Tembok Berlin Sorong merupakan kawasan wisata pantai yang paling banyak diminati dan dikunjungi oleh warga kota Sorong. Selain kawasan wisata yang tidak dikenakan biaya alias gratis, kawasan tembok berlin pun memiliki panorama yang cukup indah. Hamparan pasir yang putih dan laut yang biru, kita pun dapat melihat matahari terbenam dari kawasan ini, selain itu para pengunjung pun dimanjakan dengan makanan hasil laut seperti ikan bakar, kepiting, udang dan lain sebagainya serta jajanan-jajanan ringan yang disediakan oleh para pedagang cafe-cafe tenda sehingga tak mengherankan kawasan Tembok Berlin Sorong pun menjadi tempat tongkrongan para anak muda kota Sorong.
Namun dari segala macam keindahan dan daya tarik wisata pantai Tembok Berlin ini ternyata menyimpan berbagai macam ancaman kerusakan lingkungan yang justru akan merusak citra kawasan wisata pantai Tembok Berlin itu sendiri. Salah satu hal yang paling menonjol adalah sampah. Dimana-mana sampah merupakan problematika yang tidak pernah habis untuk diatasi.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan arti kebersihan dan keindahan merupakan penyebab utama tercemarnya kawasan Tembok Berlin atas sampah. Berdasarkan hasil dari wawancara dan membagikan quisioner yang dilakukan oleh anggota HPKS terhadap para pengunjung dan pedagang di sekitar kawasan pantai Tembok Berlin, ternyata 60% sampah disumbangkan oleh para pengunjung dan 40% oleh para pedagang sekitar Tembok Berlin.
Ketika sejumlah pertanyaan yang dilayangkan kepada para pengunjung dan pedagang mengenai alasan mereka membuang sampah sembarangan adalah karena masih kurangnya tempat pembuangan sampah di sekitar kawasan pantai Tembok Berlin tersebut.
Tentunya ini menjadi perhatian kita bersama dalam mengatasi masalah sampah ini yang semakin hari semakin menjadi dilema lingkungan kita. Selain itu hal ini pun dapat menjadi evaluasi kita bersama dalam mengatasi masalah sampah tersebut.
Kegiatan yang dibuka oleh Walikota Sorong yang diwakili oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Sorong ini juga melaksanakan aksi penandatanganan spanduk peduli kebersihan Tembok Berlin. Sasaran dari penandatanganan spanduk peduli kebersihan Tembok Berlin tersebut adalah kepada seluruh para peserta dan para pengunjung serta pedagang-pedagang yang berada di sekitar kawasan pantai Tembok Berlin Sorong.
“Aksi Peringatan Hari Bumi Sedunia tanggal 22 April 2010 ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan di Kota Sorong. Dan hal ini cukup membagakan kami, karena masih ada para generasi muda yang peduli lingkungan terutama kawasan pantai Tembok Berlin ini yang merupakan kawasan wisata bersama. Kebersihan pantai Tembok Berlin merupakan pencitraan kota kita, apabila bersih maka kita juga yang bangga, namun apabila kotor kita juga yang malu. Untuk itu diharapkan kedepannya bukan hanya Tembok Berlin yang diperhatikan masalah sampahnya namun di kawasan lain di Kota Sorong ini juga harus menjadi perhatian kita bersama. Selain itu Pemerintah Kota Sorong sangat mengharapkan dukungan dari Masyarakat, LSM, Organisasi-Organisasi Kemasyarakatan, Pecinta Alam dan para Stakeholders dalam mengatasi masalah sampah yang berada di Kota Sorong ini”. Demikian sedikit penggalan isi sambutan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Sorong dalam membuka Kegiatan Peringatan Hari Bumi Sedunia.
Kegiatan ini memang dapat dinilai sukses, karena kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan apa yang menjadi tujuan dari kegiatan ini telah tercapai. Namun dibalik semua itu tentunya masih banyak terdapat kendala dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Diantaranya adalah masih terdapat beberapa sekolah yang tidak mau mendukung untuk diminta peran sertanya untuk ikut tergabung dalam aksi seperti ini dengan segala macam alasan. Tentunya ini menjadi keprihatinan kita bersama, bukankah kegiatan seperti ini bernilai positif dan dapat membentuk dan menumbuh kembangkan jiwa konservasi dan cinta lingkungan kepada anak didiknya sebagai generasi muda dan penerus bangsa ini. Kami sangat menyayangkan hal tersebut, dan juga memberikan apresiasi khusus dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut serta membantu dan mendukung sehingga Peringatan Hari Bumi Sedunia ini dapat berjalan dengan sukses dan lancar.
 
Himpunan Pelajar Pecinta Alam Kota Sorong (HPKS) merupakan suatu organisasi atau wadah berkumpulnya para pelajar pecinta alam kota Sorong yang memiliki satu visi dan misi yaitu konservasi untuk kehidupan. HPKS merupakan koordinator organisasi PAPALA yang berada di kota Sorong dalam mengemban tugas-tugas konservasi dan terus memonitoring serta mengevaluasi segala perkembangan kegiatan-kegiatan PAPALA kota Sorong dan turut serta membantu Balai Besar KSDA Papua Barat dalam menciptakan dan menumbuh kembangkan kader-kader konservasi yang terampil dan handal dalam mencapai cita-cita mulia konservasi. 
   
       Dengan Motto “Konservasi Untuk Kehidupan” PAPALA dengan penuh semangat dan kebanggaan menjadi ujung tombak para generasi muda dalam mewujudkan cita-cita konservasi siap mengangkat bendera konservasi dan mengibarkannya demi perjuangan menuju konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang lestari. 
Pembinaan generasi muda untuk menjadikan generasi penerus yang dapat diandalkan di masa depan terutama dalam bidang konservasi merupakan tanggung jawab kita bersama. Karena merekalah cikal bakal penerus perjuangan Satria-Satria KSDA dalam mewujudkan konservasi untuk kehidupan.

Sebagai wujud perhatian yang serius dalam pembinaan para generasi muda yang tergabung dalam PAPALA maupun HPKS maka Bapak Drs. Trisnu Danisworo, M.S. Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat telah menciptakan yel-yel Satria KSDA, berikut yel-yel nya: 
SATRIA KSDA 
Satria KSDA…
Konservasi 3X…
Satria KSDA…
Aman 3X…
Satria KSDA…
Lestari 3X…
Satria KSDA…
Sejahtera 3X…
Satria KSDA…
Yes !!! 
Untuk itu mari kita bersama-sama berpegangan tangan dan saling merangkul dengan para anggota PAPALA maupun HPKS untuk bersama-sama dalam memperjuangkan cita-cita konservasi demi kehidupan kedepan yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar